Sabtu, 22 Mei 2010

LANDASAN TEORI

Sistem Basis Data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan computer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Salah satu cara menyajikan data untuk mempermudah modifikasi adalah dengan cara pemodelan data. Model yang akan dipergunakan pada pelatihan ini adalah Entity Relationship Model.
Model Entity Relationship adalah representasi logika dari data pada suatu organisasi atau area bisnis tertentu dengan menggunakan Entity dan Relationship.

Entity/Entitas adalah obyek di dunia nyata yang dapat dibedakan dari obyek lain. Entity Set/Kumpulan Entity adalah kumpulan dari entitas sejenis/dalam tipe sama.
Entity set dapat berupa:
o Obyek fisik : rumah, kendaraan, pegawai
o Obyek abstrak : konsep politik, pekerjaan, rencana, dll.
o Simbol yang digunakan untuk entity adalah persegi panjang.

Tipe entitas :
o Entitas Kuat yaitu entitas mandiri yang keberadaannya tidak bergantung pada keberadaan entitas lain
o Entitas Lemah/Weak Entity yaitu entitas yang keberadaannya bergantung pada keberadaan entitas lain.
o Entitas Assosiatif adalah entitas yang terbentuk dari suatu relasi, bisa terjadi jika :
- Relasi yang merekatkan dua entitas bersifat banyak ke banyak
- Biasanya berasal dari suatu relasi dimana relasi itu memiliki
makna mandiri bagi pengguna .

Relationship adalah hubungan antara suatu himpunan entitas dengan himpunan entitas lainnya.
Simbol yang digunakan adalah bentuk belah ketupat, diamod atau
rectangle.

contoh :

Derajat Relationship
o Menjelaskan jumlah entity yang terlibat dalam suatu relationship
- Unary Degree (Derajat satu) hanya satu entity yang terlibat

- Binary Degree (Derajat dua) menghubungkan dua entity

- Ternary Degree (Derajat tiga) menghubungkan tiga entity


Cardinality Ratio Constraint
o Menjelaskan batasan jumlah relasi suatu entity dengan entity
lainnya
o Jenis rasio kardinalitas :
- One to one (1:1)

- One to many/many to one (1: M / M:1)

- Many to many (M : N)


o Batasan kardinalitas
- Kardinalitas Minimum adalah jumlah minimum instansiasi relasi B yang berasosiasi dengan setiap instansiasi entitas A
- Kardinalitas Maksimum adalah jumlah maksimum instansiasi relasi B yang berasosiasi dengan setiap instansiasi entitas A

Participation Constraint
o Menjelaskan apakah keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lain
- Total participation, yaitu keberadaan suatu entity tergantung pada hubungannya dengan entity lain. Di dalam diagram ER digambarkan dengan dua garis penghubung antara entity dengan relationship.
- Partial participations, yaitu keberadaan suatu entity tidak tergantung pada hubungan dengan entity lain. Di dalam diagram ER digambarkan dengan satu garis penghubung antara entity dengan relationship.

Atribut adalah property deskriptif yang dimiliki oleh setiap himpunan
entitas
Jenis-jenis atribut :
o Atribut key digunakan untuk mengidentifikasi suatu entity secara unik
o Atribut tunggal memiliki nilai tunggal
o Atribut multivalue memiliki sekelompok nilai untuk setiap instant entity
o Atribut composite dapat didekomposisi menjadi beberapa atribut lain
o Atribut derivative dihasilkan dari atribut yang lain

Key adalah sejumlah atribut yang mengidentifikasi record/baris dalam sebuah relation secara unique.
Beberapa jenis key:
o Super Key satu atribut atau kumpulan atribut yang secara unik mengidentifikasi sebuah record di dalam relasi atau himpunan dari satu atau lebih entitas yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara unik sebuah entitas dalam entitas set.
o Candidate Key atribut-atribut yang menjadi determinan yang dapat dijadikan identitas record pada sebuah relation bisa terdapat satu atau lebih candidate key
o Primary key candidate key yang menjadi identitas record karena dapat mengidentifikasi record secara unik
o Altenate key candidate key yang tidak dijadikan primary key
o Composite key key yang terdiri dari 2 atribut atau lebih. Atribut-atribut tersebut bila berdiri sendiri tidak menjadi identitas record, tetapi bila dirangkaikan menjadi satu kesatuan akan dapat mengidentifikasi secara unik.
o Foreign key non key atribut pada sebuah relation yang juga menjadi key (primary) atribut di relation lainnya. Foreign key biasanya digunakan sebagai penghubung antara record-record dan kedua relation tersebut.

o Contoh :

Super Key : S#, SName, Kode
Candidate Key : S#, SName
Primary Key : S#
Alternative Key : SName
Foreign Key : Kode

Langkah-langkah membuat ER Diagram :
1) Tentukan entity-entity yang diperlukan
2) Tentukan relationship antar entity-entity
3) Tentukan cardinality ratio dan participation constraint
4) Tentukan atribut-atribut yang diperlukan dari tiap entity
5) Tentukan key di antara atribut-atribut
6) Hindari penamaan entity, relationship dan atribut yang sama

Contoh ER Diagram


Transformasi ER Diagram ke Database Relational
1. Atribut tunggal/ Atribut biasa

Hasil Pemetaan

2. Atribut Composit

Hasil Pemetaan

3. Atribut Multivalue

Hasil Pemetaan

4. Pemetaan Hubungan satu ke banyak

Hasil Pemetaan

5. Pemetaan Hubungan banyak ke banyak

Hasil Pemetaan


sumber

PENGENALAN GRUP TEKNOLOGI INFORMASI BANK A

Bank A menggunakan sekitar 60-70 unit computer dalam grup teknologi informasinya. Saat ini, Bank A menggunakan system operasi Windows Service Pack 2 dan untuk Corebanking system menggunakan bank vision.

Sampai dengan saat ini, Sumber Daya Manusia grup teknologi informasi berjumlah 68 karyawan dan akan terus bertambah seiring dengan perkembangan bank. PT.Bank A menggunakan server dengan mesin AS /400 570.

PT ini menggunakan lintas artha melakukan komunikasi data dengan multi polar sebagai corenya. Bank ini menggunakan software database corebanking system dengan bank vision. Selain itu, bank ini memiliki data warehouse untuk menyimpan dan memback up semua data, mulai dari data-data nasabah, karyawan, maupun data keuangan bank yang dimana data- data ini digunakan oleh seluruh grup pada PT.Bank A.
Bagian customer service di Bank A menginput data nasabah ke dalam corebanking system yang akan secara otomatis di back up ke dalam data warehouse. Untuk pencegahan agar data tidak hilang jika terjadi musibah, semua data sudah sangat aman tersimpan dalam warehouse. Di kantor pusat Bank A, yang bertanggung jawab pada bagian database system ini adalah 1 pimpinan grup, tetapi pada kantor cabang Bank A, tanggung jawab dipegang oleh pimpinan cabang.

STRUKTUR ORGANISASI



keterangan :
SURYO DANISWORO : Komisaris Utama
JONI MULYANTO : Komisaris Independen
IDRIS KADIR : Komisaris Independen
WINNY E. HASSAN : Direktur Utama
ARIS ANWARI : Direktur Kepatuhan
MAMAD SACHRONI : Direktur Keuangan
ILHAMSYAH JOENOES : Direktur Operasional
MUHAMAD IRFANDI : Direktur Pemasaran

sumber

VISI DAN MISI

» Visi

Menjadi Bank Terbaik yang Membanggakan

Bank Terbaik :
• Memiliki kinerja terbaik diantara bank sekelasnya (Menurut kriteria Permodalan API)
• Menjadi bank jangkar yang terbaik

Yang Membanggakan :
• Memiliki kinerja dan reputasi yang baik dan menjadi pilihan utama nasabah dan stakeholder lainnya
• Memberikan deviden dan kontribusi yang tinggi kepada Pemerintah provinsi DKI
• Karyawan memiliki jalur karir yang jelas dan kesejahteraan yang baik.

» Misi


Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan andalan Pemprov. DKI yang memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui pelayan terpadu dan profesional

sumber

PROFILE COMPANY

» BANK DKI: MENDUKUNG PEMBANGUNAN PRASARANA UMUM

Sebagai Bank Pembangunan Daerah yang berdomisili di DKI Jakarta, Bank DKI memiliki peluang besar untuk turut mendanai proyek-proyek pembangunan prasarana umum (infrastruktur) di Jakarta dan sekitarnya.

Berbagai proyek prasarana umum kelas dunia kini mulai dikembangkan di wilayah DKI Jakarta, sebagai jawaban atas tuntutan sebuah kota metropolis yang terus berkembang mengarah ke sebuah konstelasi kota megapolis di abad ke-21 ini. Bekerjasama dengan pihak-pihak pengembang maupun perusahaan kontraktor milik negara maupun swasta, Bank DKI dalam beberapa tahun terakhir ini telah semakin aktif dalam menyalurkan dana pinjaman bagi kegiatan pembangunan/pemeliharaan prasarana umum seperti jalan tol, jalan layang, bandara dan fasilitas transportasi, pasar umum, tempat-tempat rekreasi, gedung perkantoran, hotel dan sebagainya.

Memasuki tahun 2007, misalnya, Bank DKI siap mengucurkan dana pinjaman bagi pembangunan jaringan busway yang layanannya terus berkembang dan mencakup lebih banyak daerah, dan oleh karenanya semakin diminati oleh penduduk DKI Jakarta.

Sebelumnya pada tahun 2006, Bank DKI menyalurkan pinjaman untuk program peremajaan truk sampah sebanyak 45 unit. Selain itu Bank DKI juga turut mendukung program pariwisata Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, antara lain dengan menyediakan pinjaman untuk mendanai proyek pembangunan hotel berbintang tiga di kawasan Mampang, Jakarta Selatan.
Dalam hal penyediaan fasilitas perumahan, Bank DKI turut serta dalam program ASBANDA (Asosiasi Bank Daerah) yang menyalurkan dana pinjaman untuk pembangunan rumah KPR bersubsidi.


» BANK DKI: LAYANAN PERBANKAN KONSUMER MODERN UNTUK MEGAPOLIS MODERN


Bank DKI bertekad untuk menjadi tuan rumah di wilayahnya sendiri. Untuk itu, berarti Bank DKI harus mampu bersaing dengan bank-bank asing berkelas dunia yang semakin banyak bercokol di Jakarta. Bank DKI harus siap memberikan layanan perbankan konsumer yang setara dengan, kalaupun tidak lebih baik dari, sekitar 130 bank lainnya yang juga beroperasi di Jakarta. Bank DKI juga harus mampu menggalang basis nasabah dalam jumlah besar, sehingga akan memiliki skala ekonomi yang

memadai untuk meluncurkan produk-produk perbankan baru ke masyarakat.

Semua itu secara perlahan namun pasti telah mulai dirintis dan dikembangkan oleh Bank DKI. Dalam hal basis nasabah, misalnya, Bank DKI merespon kepedulian Gubernur DKI Jakarta yang sangat memperhatikan kesejahteraan para guru sekolah. Di wilayah Jakarta saja, diperkirakan ada sekitar 150.000 guru lebih.

Dari jumlah tersebut, sekitar 93.000 guru sekolah tersebut telah menjadi nasabah Bank DKI, dimana gaji bulanan mereka ditransfer secara on-line ke rekeningnya masing-masing di Bank DKI dan dapat ditarik di ATM Bank DKI maupun di lebih dari 10.000 ATM yang tergabung dalam jaringan ATM Bersama.

Program Guru Sekolah DKI ini terus ditingkatkan oleh Bank DKI dengan upayanya menawarkan program serupa tidak hanya kepada guru-guru pendidikan dasar hingga sekolah lanjutan, tetapi juga mereka yang mengajar di perguruan tinggi, sekolah-sekolah agama, sekolah swasta dan lain sebagainya. Bank DKI optimis mampu menambah jumlah nasabah melalui program ini dan program-program lainnya yang terus dikembangkan. Dengan basis nasabah yang terus bertambah jumlahnya, Bank DKI pun mulai giat menawarkan produk perbankan konsumer baru yang terus dirancang dengan kepuasan nasabah di benak kita semua.

» BANK DKI: PERHATIAN KHUSUS TERHADAP SEGMEN PENDIDIKAN

Sejalan dengan komitmen Pemerintah Pusat dan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk memajukan pendidikan, Bank DKI mendukung dengan menangani pembayaran 93.000 guru di wilayah DKI Jakarta sebagai wujud pelaksanaan Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 162 tahun 2003 tentang Mekanisme Pembayaran Gaji Guru TKN, SDN, SDLBN, SLTPN, SMUN dan SMKN Propinsi DKI Jakarta. Bank DKI juga melayani penyaluran Biaya Operasional Sekolah (BOS) dan Biaya Operasional Pendidikan (BOP) senilai Rp 1,3 triliun.

Pada tahun 2007, Bank DKI meluncurkan program “Guruku Sahabatku”, yang memberikan kemudahan terhadap guru termasuk dalam hal pembiayaan kendaraan bermotor, rumah, pembelian laptop dan lainnya. Hingga akhir tahun 2006 portofolio kredit Bank DKI bagi dunia pendidikan mencapai sekitar 20% dari total kredit yang diberikan.

» BANK DKI: MEMBERI PILIHAN LAYANAN PERBANKAN SYARIAH

Dalam rangka memberikan pilihan layanan perbankan syariah bagi seluruh lapisan masyarakat, Bank DKI telah membuka unit usaha Syariah pada tanggal 16 maret 2004 yang diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta. Pembukaan unit ini adalah hasil kajian pasar yang mendalam dan merupakan realisasi awal dari rencana pengembangan layanan perbankan syariah yang telah dirintis oleh Bank DKI cukup lama.

Setelah berjalan kurang lebih 2 tahun, pada tanggal 25 September 2006, Bank DKI memperoleh izin dari Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia untuk mengoperasikan layanan syariah melalui implementasi office channeling di 10 kantor cabang Bank DKI. Pemberian izin ini tentunya tidak terlepas dari hasil pemantauan pihak yang berwenang atas perkembangan usaha perbankan syariah Bank DKI yang cukup signifikan. Pada tahun 2006 itu juga, Bank DKI Syariah meraih penghargaan dari Majalah Investor sebagai “Bank Syariah Terbaik dengan kategori Aset di Bawah Rp 100 miliar”. Selain itu Bank DKI Syariah juga mendapat penghargaan dari Islamic Banking Quality Award 2007 dengan kategori “The Best Convenient Office”, “The Best Community Bank” dan sebagai “Unit Usaha Syariah Terbaik Kedua Untuk Aset dibawah Rp 100 Miliar” pada bulan Februari 2007.

sumber

SEKILAS SEJARAH TENTANG BANK DKI

PT Bank DKI semula merupakan Bank Milik Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta berbentuk Perusahaan Daerah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 13 tahun 1962 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan terakhir dengan Peraturan Daerah No. 1 tahun 1993 tanggal 15 Januari 1993 yang merubah modal dasar dari sebesar Rp 50 M. menjadi sebesar Rp 300 M sampai dengan tanggal 5 Mei 1999 dan sejak tanggal 6 Mei 1999 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan modal dasar sebesar Rp 700 M.
Perubahan bentuk dari Perusahaan Daerah menjadi Perseroan Terbatas telah disetujui oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 1 tahun 1999 tanggal 1 Februari 1999 dan telah diaktakan dengan Akta Notaris Harun Kamil, SH, No. 4 tanggal 6 Mei 1999 serta telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C-8270.HT.01.01.Th.99 tanggal 7 Mei 1999 dan telah diumumkan dalam Berita Negara No. 45, Tambahan No. 3283 tanggal 4 Juni 1999.

Sesuai dengan akta notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, SH, No. 101 tanggal 28 September 2007 yang merupakan pernyataan kembali atas akta notaris yang sama No. 25 tanggal 12 Juni 2007, Bank melakukan penambahan modal dasar dari Rp 1.000.000.000.000 menjadi Rp 1.500.000.000.000 dan modal disetor ditingkatkan dari Rp 553.917.000.000 menjadi Rp 600.325.000.000 yang berasal dari Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Penambahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.C-04111.HT.01.04-TH.2007 tanggal 22 Nopember 2007. Penambahan modal disetor tersebut berasal dari hasil tagih sisa kredit Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sejak April 2005 sampai dengan April 2006 sejumlah Rp 46.408.851.656. Sisa lebih besar sebesar Rp 851.656 dibukukan sebagai cadangan setoran modal Bank.

Sampai dengan 31 Desember 2007, berdasar hasil Rapat Umum Pemegang Saham PT Bank DKI tanggal 12 Juni 2007, Struktur Pemegang Saham Bank DKI saat ini adalah 99,83% (Rp599.325.000.000) dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan 0,17% (Rp1.000.000.000) dimiliki oleh PD Pasar Jaya, dengan perincian sbb :


sumber